Generasi Muda Bangkit, Lestarilah Kebudayaan

Adelia Hasna Nabilla
3 min readOct 4, 2020

--

“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Sebuah kutipan yang begitu mendarah daging dari presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Bung Karno yakin dengan pernyataannya itu. Rangkaian kata pelambang arti penting peran pemuda terhadap nasib suatu bangsa ini berulang kali terdengar. Ucapan yang berhasil mengubah pikir dan memacu diri untuk menggali lebih dalam mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia. Negeri yang membentang dengan limpahan kekayaannya. Berdiri megah di antara ribuan bahasa dan budaya. Negara yang hangat dengan hadirnya toleransi di tengah keanekaragaman yang ada. Namun, sebuah negara kesatuan pun tak akan terus kokoh berdiri tanpa adanya daya juang yang berkelanjutan.

Mungkin, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain adalah hal biasa saja apalagi bagi yang belum pernah merasakan. Bagi yang sudah pernah mengalami, melakukan hal tersebut pun tak semudah yang dibayangkan. Pengalaman hidup dengan budaya Kalimantan, kemudian harus beradaptasi lagi dengan kebudayaan Jawa bukanlah sebuah perkara mudah untuk saya lakukan.

Akibat seringnya berpindah, tak jarang tradisi baru pun didapatkan. Banyaknya budaya yang harus diserap untuk kemudahan dalam beradaptasi. Pada akhirnya, saya mengerti bagaimana seharusnya bersikap terhadap siapa pun yang ada di lingkungan sekitar. Mengingat pemuda sekarang sudah terbawa arus modernisasi yang menuntut untuk lebih berhati-hati dalam menyaring informasi pada era serba digital ini. Tentu ada banyak hal positif yang dapat diperoleh dengan adanya globalisasi ini. Namun, yang menjadi masalah adalah dampak negatif yang ditimbulkan.

Perkembangan teknologi sudah tidak terbendung lagi lajunya. Meski perkembangan ini sendiri memiliki berbagai macam arti, entah menjadi sebuah kebaikan atau malah sebaliknya. Tak jarang kita menjumpai masyarakat yang justru mengindahkan kebudayaan negara asing. Apakah dengan begitu Indonesia dapat menjadi negara yang bermartabat dan berkemajuan?.

Cerminan negara yang baik, tak terlepas dari sikap para pemudanya. Bagaimana cara melestarikan keanekaragaman budaya yang ada, dalam hati dan pikir mereka. Kami lah generasi penerus yang akan berkontribusi dalam memajukan bangsa.

Berkontribusi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang bermartabat, dapat dilakukan melalui hal-hal kecil. Seperti, menjaga budaya bangsa yang dimiliki. Budaya yang seperti apa? Budaya yang biasa kita lihat, dengan cara berpakaian yang baik, memakai batik sebagai ciri khas negara, mendengarkan musik lokal, meningkatkan etos kerja, menggunakan Bahasa Indonesia, dan lain-lain. Sikap menerima dan berinovasi juga diperlukan untuk menjaga kesatuan yang ada. Sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang berkarakter dan

berorientasi maju. Tanpa disadari, hal ini membantu pelestarian budaya kita secara bertahap. Tak pernah terbayang sebelumnya, jika suatu saat nanti, kekayaan budaya Indonesia punah.

Andai saja kepunahan itu terjadi. Saya sebagai penerus bangsa tidak akan tinggal diam. Tentu tidak mudah memperbaiki kepunahan yang fatal itu nantinya. Beradaptasi dengan daerah lain dalam satu negara yang sama saja tidak mudah untuk dilakukan, apalagi menyatukan seluruh penduduk negara agar bersatu membela kebudayaan. Tapi apa pun yang terjadi, saya atas nama bangsa Indonesia akan bergerak dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Memotivasi generasi penerus untuk ikut membangun rasa cinta dan bangga terhadap kekayaan budaya. Budaya tidak akan bisa punah jika kita menjaga dan selalu bangga dengan apa yang dimiliki.

Kembali ke kutipan sosok berjasa bagi tanah air, Ir. Soekarno, bahwa “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Dengan ini, Soekarno mempunyai pikiran bahwa orang tua adalah pejuang untuk menciptakan bibit-bibit unggul, melahirkan anak-anak yang akan memajukan negara asalnya, melestarikan budayanya, hingga dapat mengguncangkan dunia.

Era globalisasi tentu akan semakin membantu dalam menghargai dan memperkenalkan budaya yang ada. Menjadikan negara ini hebat dan kuat, tentu sudah menjadi tugas dan kewajiban sebagai anak bangsa. Lestarikan budaya baik yang ada, serta harumkan nama Indonesia dengan kemampuan yang dimiliki. Lakukan upaya tersebut dengan senyuman, dan tak lupa untuk saling bahu-membahu antarsesama. Sudah waktunya generasi muda bangkit, menjunjung tinggi budaya negara kita, agar tetap lestari dan harum di mata dunia.

--

--

Adelia Hasna Nabilla

Ini adalah Ruang Perspektif; menyapa, berdiskusi, bercerita. Semoga bisa menyembuhkan hati dan jiwa yang patah tak terarah.